Penyebutan nama Pantai Indrayanti sebelumnya menuai banyak
kontraversi. Indrayanti bukanlah nama pantai, melainkan nama pemilik
cafe dan restoran. Berhubung nama Indrayanti yang terpampang di papan
nama cafe dan restoran pantai, akhirnya masyarakat menyebut pantai ini
dengan nama Pantai Indrayanti. Sedangkan pemerintah menamai pantai ini
dengan nama Pantai Pulang Syawal. Namun nama Indrayanti jauh lebih
populer dan lebih sering disebut daripada Pulang Syawal. Keterlibatan
pihak swasta dalam pengelolaan Pantai Indrayanti rupanya turut membawa
dampak positif. Berbeda dengan pantai-pantai lain yang agak kotor,
sepanjang garis pantai Indrayanti terlihat bersih dan bebas dari sampah. Hal ini dikarenakan pengelola tak segan-segan menjatuhkan denda untuk
tiap sampah yang dibuang oleh produkwan secara sembarangan. Karena itu
Indrayanti menjadi tempat yang nyaman untuk dikunjungi. Usai menikmati sepiring nasi goreng dan es kelapa muda di
gazebo, YogYES beranjak menuju bukit di sisi timur. Berhubung tidak ada
jalan, menerobos semak dan perdu sembari memanjat karang pun menjadi
pilihan. Sesampainya di atas bukit pemandangan laut yang bebatasan
dengan Samudra Hindia terhampar. Beberapa burung terbang sambil membawa
ilalang untuk membangun sarang. Suara debur ombak dan desau angin
berpadu menciptakan orkestra yang indah dan menenangkan. YogYES pun
melayangkan pandangan ke arah barat. Beberapa pantai yang dipisahkan
oleh bukit-bukit terlihat berjajar, gazebo dan rumah panggung terlihat
kecil, sedangkan orang-orang laksana liliput. Saat senja menjelang,
tempat ini akan menjadi spot yang bagus untuk menyaksikan mentari yang
kembali ke peraduannya. Sayang YogYES harus bergegas pulang. Meski tidak sempat menyaksikan senja yang indah, pesona Pantai Indrayanti telah
terpatri di hati.
Read More